![](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/W5KgF1dZIcRWK4o8zVEZ_jRibEI=/673x379/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/690584/original/ilustrasi-stop-kampanye-hitam-2-140612-andri.jpg)
Liputan6.com, Jakarta Tiga orang ibu yang melakukan kampanye hitam terhadap Jokowi-Ma'ruf Amin dituding sebagai relawan Partai Emak-Emak Pendukung Prabowo Sandi (PEPES). Ketua Umum Pepes, Wulan, membantah hal tersebut. Dia menduga tiga ibu itu anggota Pepes tak resmi.
"Yang di video bukan anggota Pepes resmi. Mungkin saja yang pendukung 02, kami masih cari infonya," ujar Wulan saat dihubungi Liputan6.com, (26/2/2019).
Wulan mengatakan, pada prinsipnya Pepes selalu mengarahkan relawan untuk melakukan kampanye secara positif dengan memaparkan visi, misi, program serta kapasitas kepemimpinan pasangan Prabowo-Sandi. Wulan mengaku tidak pernah mengarahkan anggotanya untuk melakukan kampanye hitam.
"SOP kami tidak pernah untuk berkampanye dengan cara-cara hitam seperti itu. Kita harus bersosialisasi dengan gembira dan positif," kata Wulan (26/2/2019) .
Melalui kejadian ini, menurutnya pendekatan edukasi perlu dikedepankan agar tidak menjadi ricuh. Selain itu jika dilakukan penegakan hukum, sifatnya harus adil. Pelaku kampanye hitam di kedua belah pihak harus sama-sama ditindak.
Saat ini kasus hukum tentang kampanye hitam yang beredar sudah ditangani oleh tim advokasi gabungan yang dikoordinir oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.
Sebelumnya beredar video tiga ibu-ibu yang melakukan kampanye hitam terhadap pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Dalam video yang viral itu, disebutkan jika Jokowi menang maka suara azan di masjid dilarang, tidak ada lagi yang memakai hijab dan pernikahan sejenis diperbolehkan.
(Liputan6.com/Dewi Larasati)
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyatakan telah menyiapkan antisipasi untuk menangkal kampanye hitam dan hoaks yang disebarkan melalui media sosial.
No comments:
Post a Comment